KENALKAH KAMU AKAN AL-MAHDI YANG SEBENAR DAN ADAKAH AL-MAHDI(MUHAMMAD BIN ABDULLAH) YANG MEMBUNUH DAJJAL?
Sebagaimana yang diterangkan dalam mafhum hadis ada banyak kisah yang menceritakan tentang kebangkitan Al-mahdi sebagai contoh : “Jika kalian melihatnya, maka bai’atlah dia! Walaupun dengan merangkak di atas salji, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah al-Mahdi.” (HR. Ibn Majah 4222, Hakim dalam al-Mustadrak 4/463, dishahihkan Hakim dan disetujui adz-Dzahabi. Dan Sanadnya dinilai kuat dan shahih oleh Ibnu Katsir).
Ibnu Katsir menjelaskan hadis ini,
والمقصود أن المهدي الممدوح الموعود بوجوده في آخر الزمان يكون أصل ظهوره وخروجه من ناحية المشرق، ويبايع له عند البيت، كما دل على ذلك بعض الأحاديث
Maksud hadis, bahwa Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu kehadirannya di akhir zaman, munculnya dari arah timur, dan beliau di baiat di sisi Ka’bah. Sebagaimana dinyatakan dalam beberapa hadis.
Beliau juga menjelaskan,
والمراد بالكنز المذكور في هذا السياق كنز الكعبة، يقتل عنده ليأخذوه ثلاثة من أولاد الخلفاء، حتى يكون آخر الزمان، فيخرج المهدي، ويكون ظهوره من بلاد المشرق، لا من سرداب سامرا، كما يزعمه جهلة الرافضة من وجوده فيه الآن
Yang dimaksud ‘harta simpanan’ pada teks hadis adalah simpanan Ka’bah. Tiga orang dari putra khalifah(pewaris raja arab saudi) akan saling membunuh, untuk memperebutkannya, hingga tiba akhir zaman. Kemudian keluarlah al-Mahdi dan beliau datang dari arah timur, bukan dari Sardab Samira sebagaimana dikatakan orang bodoh dari kalangan Rafidhah bahwa al-Mahdi saat ini ada di tengah mereka.
Lebih lanjut, Ibnu Katsir menjelaskan bendera hitam yang dibawa al-Mahdi,
ويؤيده بناس من أهل المشرق ينصرونه ويقيمون سلطانه ويشدون أركانه وتكون راياتهم سوداء أيضا وهو زي عليه الوقار لأن راية رسول الله صلى الله عليه وسلم كانت سوداء يقال لها العقاب
“Bersamanya penduduk dari timur yang membantunya menegakkan kekuasaannya, memperkuat pasukannya, dan bendera mereka saat itu pun berwarna hitam, yang melambangkan kerendahan hati. Sebagaimana bendera Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu berwarna hitam, yang bernama al-‘Uqaab.” (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/54 – 56).
Kedua, hadis dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِىُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ يُصْلِحُهُ اللَّهُ فِى لَيْلَةٍ
Al-Mahdi termasuk golongan kami, ahli bait, Allah memperbaikinya dalam semalam. (HR. Ahmad 655, Ibnu Majah 4223, dishahihkan Ahmad Syakir dan dinilai Hasan oleh al-Albani).
Ada beberapa keterangan ulama tentang makna ‘Allah memperbaikinya dalam semalam’,
Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,
أي يتوب الله عليه، ويوفقه ويلهمه، ويرشده بعد أن لم يكن كذلك
Artinya, Allah menerima taubatnya, memberikan taufiq dan ilham serta petunjuk untuknya, setelah sebelumnya dia tidak seperti itu. (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/55).
Keterangan lain disampaikan Imam Ali al-Qori,
“يُصْلِحُهُ اللَّهُ فِي لَيْلَةٍ” أي: يصلح أمره ويرفع قدره في ليلة واحدة أو في ساعة واحدة من الليل ; حيث يتفق على خلافته أهل الحل والعقد فيها
‘Allah memperbaikinya dalam semalam’ artinya Allah memperbaiki urusannya, mengangkat kemuliaannya dalam waktu semalaman, dalam satu waktu di malam itu, di mana para tokoh masyarakat sepakat untuk membaiatnya sebagai khalifah. (Mirqah al-Mafatih, )
Juga, Imam Mahdi tidak tahu dirinya Imam Mahdi
Sebelum dibaiat sebagai Imam Mahdi, Imam Mahdi sama sekali tidak tahu bahwa dirinya adalah al-Mahdi. Sebagaimana dulu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum diutus oleh Allah, dirinya tidak mengetahui akan menjadi nabi.
Kesimpulan ini disampaikan penulis kitab Hilyah al-Basyar, Abdurrazaq al-Bithar. Dalam kitabnya, beliau menyatakan,
ويؤخذ من قوله صلى الله عليه وسلم في المهدي أنه يصلحه الله في ليلته أن المهدي لا يعلم بنفسه أنه المهدي المنتظر قبل وقت إرادة الله إظهاره، ويؤيد ذلك أن النبي صلى الله عليه وسلم وهو أشرف المخلوقات لم يعلم برسالته إلا وقت ظهور جبريل له بغار حراء
Dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang al-Mahdi bahwa Allah memperbaikinya dalam semalam menunjukkan bahwa al-Mahdi tidak tahu bahwa dirinnya itu al-Mahdi yang dinantikan, sebelum waktu Allah menghendaki untuk mengeluarkanya di masyarakat.keadaan ini sama dengan apa yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, makhluk paling mulia, beliau tidak tahu tentang risalah kenabiannya, hingga Jibril datang menemuinya di gua hira.
Kemudian beliau kembali menegaskan,
فإذا كان النبي صلى الله عليه وسلم لم يعلم بأنه رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا بعد ظهور جبريل عليه السلام له، وقوله: ” اقرأ باسم ربك ” فبالأولى أن المهدي المنتظر لا يعلم بأنه المهدي المنتظر إلا بعد إرادة الله إظهاره
Apabila Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui bahwa dirinya adalah utusan Allah kecuali setelah datangnya Jibril ‘alaihis salam kepada beliau dan menyampaikan Iqra, maka lebih layak lagi yang terjadi pada al-Mahdi al-Muntadzar, dia tidak mengetahui bahwa dirinya al-Mahdi kecuali setelah Allah menghendaki untuk ditonjolkan di tengah umat. (Hilyah al-Basyar, 1/358).
Dari beberapa keterangan di atas, kita dapat simpulkan,
Imam Mahdi keluar ketika terjadi perebutan harta di kota Mekah
Sebelum diangkat jadi al-Mahdi, tidak ada satupun yang tahu bahwa diriya al-Mahdi.
Pada Akhir Zaman, Beginilah Pembunuhan Nabi Isa terhadap Dajjal, bahawasanya di akhir zaman kelak, Nabi Isa AS akan turun ke muka bumi. Kedatangan Nabi Isa ini akan menyadarkan orang-orang yang memeluk kitab yang dipegangnya dulu (Kitab Injil) sehingga banyak dari mereka yang masuk Islam. Bukan hanya itu, Nabi Isa juga bertugas berada di jajaran kaum Muslimin untuk membunuh musuh terbesar umat Islam Dajjal.
Begitu juga saat munculnya Nabi Isa a.s
Pekerjaan pertama yang akan dilakukan oleh baginda adalah menghadapi Dajjal. Setelah turun Nabi Isa ia terus menuju ke Baitul Maqdis tempatnya Dajjal dikepung oleh pasukan Muslim. Nabi Isa memerintahkan mereka untuk membuka pintu. Dalam Sunan ibn Majah, Shahih Ibn Khzaimah, dan Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Nabi Isa berseru, ‘Bukakan pintu!’ lalu Mereka membukanya dan dibalik pintu itu ada Dajjal bersama 70.000 Yahudi, yang semuanya membawa pedang dan perisai. Ketika Dajjal memandang Isa, dia luluh laksana garam mencair di air, lalu melarikan diri. Nabi Isa mengejarnya sampai di gerbang Ludd Timur, kemudian membunuhnya, dan Allah mengalahkan Yahudi,” (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, VI, h. 275, no 7752).wallahualam.
Comments
Post a Comment